Laman

Sabtu, 02 Februari 2013

SATU SENAR YANG BERNILAI

Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad 19, memainkan konser untuk para pemujanya yang memenuhi ruangan. Dia bermain biola dengan diiringi orkestra penuh.

Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai membasahi dahinya, tapi dia terus memainkan lagunya. Para penonton bertepuk tangan, seakan memberi isyarat agar Paganini berhenti sejenak mengganti senar biolanya. Namun ia tetap memainkan biolanya, tanpa peduli putusnya senar itu.

Kejadian yang sangat mengejutkan, senar lain biola juga  putus satu per satu. Yang tersisa hanya satu senar. Tetapi Paganini tetap kukuh memainkan biolanya. Ketika penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan terus bermain, mereka berdiri memberikan dukungan dan berteriak, “Hebat, hebat".

Setelah tepuk tangan riuh memujanya. Paganini menyuruh mereka untuk duduk. Mereka tidak menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu senar. Paganini memberikan hormat pada para penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan bagian akhir dari lagunya itu.

Dengan mata berbinar dia berteriak, “Paganini dengan satu senar.”  Dia menaruh biolanya di dagunya dan mulai dengan memainkan bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangat kagum dan terkejut dengan kejadian ini. Mereka dibawa dalam suasana yang sangat mengharukan, melihat sang maestro memainkan biola hanya dengan satu senar. Bukan lagi sekedar keindahan alunan musik, tapi keindahan yang ditampilkan Paganini suatu spirit yang tidak terlukiskan.

Dan tahukah anda? Konser Paganini kali ini tercatat sebagai konser paling spektakuler dan paling berkesan di hati peminatnya.

HIKMAH :

Hidup kita dipenuhi dengan persoalan, kekhawatiran,  kekecewaan dan semua hal yang mungkin kita anggap kurang atau bahkan tidak kita miliki. Kita sering fokus memikirkan kemalangan dan menjadikan  "senar-senar kita yang putus" sebagai pembenar untuk tidak bertindak lebih baik.

Kita sering lupa bahwa Tuhan pasti menyisakan "senar lain" atau "senar terakhir" yang sangat mungkin menjadi pengharapan besar untuk kita mainkan. Senar itu bisa jadi lebih indah, lebih memberi nilai, meninggalkan catatan bahagia dalam hidup kita.

Tinggal kita mencari, "satu senar" kita itu apa? Berikutnya, janganlah fokus melihat ke belakang, majulah terus, mainkan terus senar satu-satunya. Mainkan itu dengan indahnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar