Laman

Kamis, 20 Desember 2012

HIU-HIU KECIL DI RUANG KEHIDUPAN


Cerita berikut ini tentang nelayan Jepang yang sarat hikmah motivasi. Mudah-mudahan kita bisa belajar.

Masyarakat Jepang terkenal menyukai ikan segar. Namun selama beberapa dekade terakhir, semakin sulit mendapatkan ikan segar dan besar di perairan terdekat. Akibatnya, nelayan Jepang mulai membangun kapal besar sehingga bisa menuju ke laut lepas yang lebih jauh.

Namun, kenyataannya meskipun bisa menangkap lebih banyak ikan, perjalanan kembali ke daratan Jepang akhirnya memakan waktu yang lebih panjang. Saat tiba di daratan, ikan pun menjadi tidak segar lagi dan tidak diminati masyarakat.

Akhirnya, para nelayan Jepang menemukan cara lain yakni dengan membuat ruang atau bak pembeku ikan. Ikan-ikan yang tertangkap di laut, segera dimasukkan ke dalam ruangan pembeku ini. Namun, celakanya ternyata masyarakat Jepang bisa membedakan mana ikan segar dan mana ikan beku. Ikan beku pun tidak disukai di pasaran.

Maka, nelayan Jepang mulai mencari cara lain yakni membuat tangki besar berisi air laut untuk menampung ikan yang baru ditangkap dan dibiarkan hidup. Namun, lagi-lagi solusi ini bukan yang terbaik bahkan belum memecahkan masalah. Sebab ikan-ikan yang ditangkap dan hidup dalam tangki, setelah berminggu-minggu menjadi jarang bergerak, malas dan kurus. Sehingga saat ikan ini dijadikan santapan, rasanya berbeda dengan ikan yang segar alami. Masyarakat Jepang tetap tidak menyukai rasa ikan seperti ini.
Nelayan Jepang berfikir lebih keras lagi, untuk mencari solusi mendapatkan ikan segar seperti yang diminati masyarakat. Akhirnya didapatkan solusi terakhir. Yaitu tetap menggunakan tangki yang sama dan cara penampungan air laut yang sama pula. Namun di dalam tangki tersebut, Nelayan Jepang memasukkan beberapa IKAN HIU kecil yang hidup.

Ikan-ikan hiu kecil inilah yang kemudian mengejar ikan-ikan tangkapan tersebut, bahkan memakan beberapa ekor diantaranya. Ikan-ikan tangkapan dilanda kepanikan, terus-menerus bergerak, berlari menghindari serbuan hiu. Berhenti bergerak atau berusaha, alamat jadi korban kebuasan hiu.

APA HASILNYA?

Ketika sampai ke darat, ikan yang tertampung dalam tangki tetap segar dan diminati masyarakat Jepang, walaupun ikan tersebut telah ditangkap sekian hari sebelumnya.***

Sahabat...
Tanpa disadari, bahwa hidup ini sebenarnya penuh kompetisi alias persaingan. Dalam hal apa saja kita dihadapkan dengan persaingan, terlepas dari kita sukai atau tidak. Kadang kita membenci persaingan, karena untuk hal ini kita harus bergerak lebih cepat, lebih keras. Kita membenci persaingan karena tidak merasa siap, dilanda kemalasan, dininabobokan oleh lingkungan yang tidak memaksa kita berjuang.

Padahal justeru persaingan inilah yang membuat kita mengerti pentingnya kita hidup. Kompetitor atau sahabat pesaing kita, siapapun orangnya, dari pihak manapun latar belakangnya, baik kita kenal maupun tidak kita kenal-- mereka adalah HIU-HIU yang memompa motivasi kita. Kompetitor justeru harus "dipelihara" agar kita tetap siaga, tidak membiarkan diri lengah dan terlelap. Mengingat bahwa jika kita lengah, pada saat yang sama, pihak lain mengambil tempat yang kita sia-siakan.

Sahabat...
Tantangan, ancaman, rintangan, gangguan, atau apapun namanya... itulah HIU-HIU kecil yang dalam kehidupan kita. Bisakah kita anggap sebagai seni dalam dinamika kehidupan yang layak kita nikmati?
Atau bisa juga kita jadikan petaka abadi yang membuat kita hidup tidak nyaman?

KITA YANG MEMILIH, BUKAN ORANG LAIN...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar