Jikalah derita akan menjadi masa lalu
pada akhirnya, Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa, Sedang
ketegran akan lebih indah dikenang nanti.
Jikalah
kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa tidak
dinikmati saja, sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.
Jikalah
luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa
mesti dibiarkan meracuni jiwa, Sedang ketabahan dan kesabaran adalah
lebih utama.
Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa, Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya, Sedang taubat itu lebih utama.
Jikalah
harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti
dikukuhi sendiri, Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.
Jikalah
kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti
membusung dada dan membuat kerusakan di dunia, Sedang denganya manusia
diminta memimpin dunia agar sejahtera.
Jikalah
cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti ingin
memiliki dan selalu bersama, Sedang memberi akan lebih banyak menuai
arti.
Jikalah
bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti
dirasakan sendiri, Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.
Jikalah
hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa kita isi
dengan kesia-siaan belaka, Sedang begitu banyak kebaikan bisa
diciptakan.
Suatu
hari nanti, Saat semua telah menjadi masa lalu Aku ingin ada diantara
mereka, Yang beralaskan di atas permadani. Sambil bercengkrama dengan
tetangganya, Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di
masa lalu, Hingga mereka mendapat anugrah itu.
(Duhai
kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha
senantiasa bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya
sekejap saja dan cuma seujung kuku, di banding segala nikmat yang
kuterima disini)-
(Wahai
kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak
mengulang lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya
seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia)
Suatu
hari nanti, Ketika semua telah menjadi masa lalu, Aku tak ingin ada
diantara mereka, Yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, Andai di masa
lalu mereka adalah tanah saja.
(Duhai!
harta yang dahulu kukumpulkan sepenuh raga, ilmu yang kukejar setinggi
langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak
kubuat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkanku kini?)
Duhai!
nestapa, kecewa, dan luka yang dulu kujalani, ternyata hanya sekejap
saja dibanding sengsara yang harus kuarungi kini. Mengapa aku dulu tak
sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar